Senin, 18 Juli 2011
“MENGHAYATI KEMBALI PENGHARAPAN HALONGMARDIKA”
Hari ini, lebih dari sebelas tahun sudah waktu-waktu pagi, waktu-waktu petang, waktu-waktu malam ketika kita melewati, melihat, mendengar, dan bahkan menyentu dengan tangan keberadaan identitas HalongMardika yang enggan hampir pudar. Suasana yang mengusai daerah pionir dari Jemaat GPM Bethel ini sebenarnya telah menjadi suasana kumuh, yang secara radikal telah berubah wujud.
Kepastian-kepastian hilangnya identitas tersebut disebabkan karena daerah tersebut mengalami trnsformasi mundur. Dengan kata lain, daerah yang duluhnya di kenal dengan sebutan HalongMardika (kota Ambon) telah menjadi daerah perindustrian, perdagangan, dan bahkan telah menjadi daerah penginapan sepanjang masa dari para pendatang, dan dari sinilah HalongMardika merubah identitasnya entah disengaja atau tidak menjadi “lorong pabrik tahu”.
Mengapa mengalami transformasi mundur? Bukankah dengan adanya perindustrian dan perdagangan yang pesat itu merupakan sebuah kemajuan yang baik? Bukankah lorong pabrik tahu itu sebutan masa kini yang manis di (Ambon)?
Tansformasi yang sedang terjadi di daerah HalongMardika benar-benar memprihatinkan. Kenyataannya ialah bahwa, perindustian yang ada di sana dilakukan di dalam rumah-rumah penduduk (Home industri) yang mana hasil industrinya itu ialah tuhu (pangan), yang limbanya berbahaya bagi alam ini, dan bagi kesehatan manusia. Belum lagi jika dalam dinamika perdagangan di daerah itu, sampah menjadi mayoritas. Di lain pihak, kos-kosan yang telah menjadi penginapan sepanjang masa bagi para pendatang, jika diperhatikan secara jenius memiliki sanitasi yang tidak jelas.
Lantas ekologi menagis, dan mungkin akan berteriak sudah cukup saya tak tahan lagi!
Dari hal ini, HalongMardika berpengharapan agar namanya bisa kembali dikenal oleh khalayak. HalongMardika berpengharapan agar alamnya bisa bersiul asyik tanpa di tusuk dengan limbah maupun sampah. Dan HalongMardika berpengharapan seperti ini bukan karena sikap keras kepala, melainkan karena keharusan seksistensial, konkret. HalongMardika mesti memiliki pengharapan. Sebab, tanpa pengharapan perjuangan HalongMardika akan lemah dan goya. HalongMardika memerlukan pengharapan yang kritis seperti halnya seekor ikan memerlukan air yang bersih, tak tercemar. Akan tetapi tanpa perjuangan pengharapan HalongMardika akan menjadi buyar, kehilangan arah tujuannya, dan berubah menjadi hilangnya pengharapan.
Inilah beta HalongMardika.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar